Semarang, 9 Juli 2025 — Insiden pelemparan batu ke rangkaian Kereta Api Sancaka pada Minggu (6/7) kembali membuka luka lama yang menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keselamatan transportasi publik. Kejadian ini bukan hanya urusan hukum, tetapi juga menjadi sinyal bahwa pendekatan edukatif harus diperkuat.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang menyampaikan keprihatinan mendalam. Meski tindakan pelemparan batu jelas melanggar hukum dan membahayakan nyawa, namun akar persoalan ini lebih kompleks dari sekadar vandalisme.

“Banyak dari pelaku ternyata adalah remaja atau anak-anak yang tidak memahami betapa fatal akibat dari aksi mereka. Ini bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga bagaimana kita semua mendidik generasi muda untuk peduli pada keselamatan bersama,” ujar seorang pengamat transportasi publik.

Sejumlah kalangan menilai bahwa aksi pelemparan batu perlu dilihat sebagai gejala sosial yang harus ditangani melalui pendekatan berbasis komunitas. Kurangnya ruang bermain, minimnya aktivitas positif, dan tidak tersedianya edukasi keamanan transportasi di sekolah-sekolah membuat anak-anak dan remaja mudah terlibat dalam aksi berbahaya tersebut.

Pentingnya Program Edukasi Masyarakat

Pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas warga perlu dilibatkan aktif untuk memberi pemahaman soal bahaya pelemparan batu terhadap kereta api. Edukasi tidak hanya berhenti di larangan, namun harus menjelaskan dampak fatal seperti tergelincirnya rangkaian, cedera pada penumpang, atau bahkan potensi korban jiwa.

“Pendekatan berbasis ketakutan atau ancaman hukuman memang perlu, tapi tidak akan cukup bila masyarakat tak diberikan literasi yang membangun kesadaran,” jelas seorang sosiolog dari Universitas Diponegoro.

Ajakan untuk Bersama Menjaga

KAI juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut aktif menjaga perjalanan kereta api. Kampanye seperti "Jangan Lempar Batu, Sayangi Nyawa" atau program pelibatan pelajar sebagai Duta Keselamatan KA bisa menjadi cara baru menumbuhkan rasa memiliki terhadap moda transportasi ini.